Postingan

Esensi duduk di bangku Universitas Kuliah. Ya satu kata ini sangat identik sekali dengan anak muda yang baru saja menyelesaikan jenjang pendidikannya selama 12 tahun. Setelah sekian lama belajar di institusi sekolah, akhirnya semuanya sudah tuntas. Setelah pengumuman kelulusan SMA keluar. Semua anak kelas 12 ber sorak-sorai merayakan kelulusannya. Dengan berbagai adegan yang seringkali kelewatan. Mereka bebas mengekspresikan dirinya sesuai kemauan hati sendiri. Padahal hakikaktnya hal tersebut tidak bernilai apa-apa di hadapan-Nya. Kemudian pertanyaan selanjutnya adalah akan ke mana lagi mereka melangkah setelah ini? M ayoritas anak SMA yang baru saja lulus biasanya latah dan terbawa temen-temennya untuk melanjutkan kuliah di sebuah Universitas. Tidak sedikit mereka yang akhirnya ikut-ikutan temen-temenya untuk melanjutkan kuliah tanpa tahu sebenernya apa tujuan yang harus mereka raih di masa depan mereka? Seolah-olah kuliah adalah jalan satu-satunya untuk meraih masa depan
Haruskah Pemuda Berandil dalam Panggung Politik?             Politik di mata anak muda saat ini jelas memiliki stigma yang negatif. Tidak sedikit dari anak muda yang menganggap bahwa politik adalah sesuatu yang menakutkan. Salah satu sebabnya mungkin karena berbagai kasus korupsi yang pernah melibatkan beberapa partai politik ternama di negeri ini. Oleh karenanya, mayoritas anak muda sudah bersikap apatis terhadap politik. Kini, politik yang identik dengan kekuasaan telah menutup hakikat politik itu sendiri. Fakta memang telah membuktikan bahwa partai politik yang dinaungi sistem demokrasi ini seperti tidak memainkan peran yang semestinya. Mereka hanya memanfaatkan partai politik untuk mengejar popularitas dan materi duniawi. Bahkan citra yang mereka tawarkan kepada rakyat hanya ilusi belaka. Maka jelaslah reputasi masyarakat terhadap partai politik kian hari kian menurun.             Padahal sejatinya, politik merupakan

what your contribution?

What your contribution?             Tidakkah kita perhatikan karya-karya fenomenal ulama dan ilmuwan masa lampau? Yang mana karyanya hinga kini masih digunakan di sekolah-sekolah penjuru dunia. Mungkin sebagian kita udah banyak yang tahu kitab kedokteran karya Ibnu SIna yang bernama qonun fith thib menjadi rujukan di universitas kedokteran Eropa sana dari abad pertengahan hingga sekarang. Sebenarnya masih bayak karya-karya mereka yang tidak hangus ditelan zaman. Bahkan dijadikan kurukulum di sekolah-sekolah umum sekalipun. Tak hanya itu, kitab-kitab fiqih, hadits yang biasanya dijadikan rujukan materi pelajaran agama di pondok pesantren tradisional juga bisa dibilang itu adalah hasil karya mereka. Para ulama yang menghabiskan masa mudanya untuk mendalami ilmu agama. Yang pada akhirnya mereka mampu menghasilkan ratusan kitab yang ditulis dengan tangannya sendiri. Selain itu, demi ilmu mereka juga rela merantau di negeri orang karena harus mendatangi gurunya satu per satu. Jika di
MASA MUDA Masa muda biasanya orang mengartikan dengan masa di saat sosok manusia menghabiskan waktu hidupnya untuk bersenang-senang. Meraup kebahagiaan yang bersifat duniawi semata tanpa tahu ke mana arus kehidupan membawanya. Padahal waktu tak pernah bisa kembali sedetikpun. Tapi sayang sekali banyak dari kita yang salah mengartikan makna dari masa muda. Masa yang banyak orang bilang sebagai masa pencarian jati diri. Masa yang disebut sebaagai masa seneng-seneng bareng temen-temen. Dan seringkali kita lalai untuk mengingat akhirat yang harusnya itu menjadi tujuan akhir hidup kita yang abadi. Sudah banyak orang yang telah menyia-nyiakan masa mudanya pada hal yang tidak bermanfaat. Semua waktu mudanya berlalu tanpa ada karya yang berarti untuk dipersembahkan pada dunia. Jika ditinjau dengan seksama, masa muda itu masa yang paling power full untuk melakukan segalanya. Banyak dari kita yang memperjuangkan mimpinya di masa ini. Bagaimana tidak Allah telah memberikan kita seluruh